Hari ini aku cek google tentang keluhan rasa tiba-tiba mau nangis selama beberapa saat aja. Aku
cari di google dengan keyword "psychology of sudden cry". Setelah itu,
yang aku dapet adalah sebuah artikel yang menurut aku cukup menarik,
yaitu tentang Pseudobulbar Affect (PBA). <http://www.psychologytoday. com/blog/neuronarrative/ 201110/not-all-crying-is- depression-understanding- pseudobulbar-affect> .
Disana awalnya dikatakan bahwa kita harus membedakan tentang depresi dengan PBA. PBA itu dapat berupa refleks untuk menangis ataupun tertawa yang tidak terkontrol. Penyebab dari PBA ini belum cukup jelas, namun, PBA ini terdapat sebagai salah satu gejala untuk beberapa pasien yang terkena penyakit neurologis di otak seperti Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS), Alzheimer, trauma otak karena stroke dan lain-lain. Jadi, ini mungkin disebabkan oleh injury pada otak yang kita tidak tahu atau sadari.
Disana awalnya dikatakan bahwa kita harus membedakan tentang depresi dengan PBA. PBA itu dapat berupa refleks untuk menangis ataupun tertawa yang tidak terkontrol. Penyebab dari PBA ini belum cukup jelas, namun, PBA ini terdapat sebagai salah satu gejala untuk beberapa pasien yang terkena penyakit neurologis di otak seperti Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS), Alzheimer, trauma otak karena stroke dan lain-lain. Jadi, ini mungkin disebabkan oleh injury pada otak yang kita tidak tahu atau sadari.
Di artikel ini aku dikatakan bahwa ternyata PBA ini punya efek samping, yaitu isolasi sosial atau menghindari hubungan sosial. Efek isolasi sosial ini terjadi secara tidak disadari sebagaimana si penderita PBA ini berusaha menjauhi faktor-faktor yang dapat membuat dia mengeluarkan respon tangis atau tawanya, bahkan dikatakan bahwa penderita tidak berinteraksi dengan orang lain terkecuali memang diharuskan.
Treatment untuk PBA ini sudah ditemukan menurut penelitian tentang pengobatan pada pasien ALS sekitar 18 tahun yang lalu, yaitu Neudexta dan sudah available sejak Januari 2011 lalu. Obat Nuedexta ini dibuat oleh AVANIR Pharmaceuticals. Obat ini memiliki bahan aktif dextromethorphan yang merupakan bahan yang sama dengan yang ditemukan pada beberapa obat batuk.


The
test for asthma involves a breathing test (known as spirometry) which
may be done before and after administration of a bronchodilator to
determine if there is reversible obstruction of the airways. In
addition, a substance known as methacholine (known to induce airway
narrowing), may be used to determine if the airways are hyperresponsive
(typical of asthmatics). These tests are available in most major
restructured hospitals.
Medications used in the treatment of asthma
Relievers/Bronchodilators
work mainly by relaxing the airway muscles to open the airway. They
provide relief from asthma symptoms within minutes and are used during
an acute asthma attack. They have little or no effect on airway
inflammation. Examples of bronchodilators include beta-agonists (eg
salbutamol) and anti-cholinergics (eg ipatropium).
Yes.
People with asthma should not avoid exercise as it is beneficial.
Swimming is often recommended when asthma is under control. Most
asthmatics can participate and excel at any sport (a number of Olympic
medalists have asthma). For people whose asthma is brought on
specifically by exercise, medication can be taken before exercise to
help avoid an episode. 