Label

Kamis, 29 Mei 2014

Pseudobulbar Affect

Hari ini aku cek google tentang keluhan rasa tiba-tiba mau nangis selama beberapa saat aja. Aku cari di google dengan keyword "psychology of sudden cry". Setelah itu, yang aku dapet adalah sebuah artikel yang menurut aku cukup menarik, yaitu tentang Pseudobulbar Affect (PBA). <http://www.psychologytoday.com/blog/neuronarrative/201110/not-all-crying-is-depression-understanding-pseudobulbar-affect> .

Disana awalnya dikatakan bahwa kita harus membedakan tentang depresi dengan PBA. PBA itu dapat berupa refleks untuk menangis ataupun tertawa yang tidak terkontrol. Penyebab dari PBA ini belum cukup jelas, namun, PBA ini terdapat sebagai salah satu gejala untuk beberapa pasien yang terkena penyakit neurologis di otak seperti Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS), Alzheimer, trauma otak karena stroke dan lain-lain. Jadi, ini mungkin disebabkan oleh injury pada otak yang kita tidak tahu atau sadari.

Di artikel ini aku dikatakan bahwa ternyata PBA ini punya efek samping, yaitu isolasi sosial atau menghindari hubungan sosial. Efek isolasi sosial ini terjadi secara tidak disadari sebagaimana si penderita PBA ini berusaha menjauhi faktor-faktor yang dapat membuat dia mengeluarkan respon tangis atau tawanya, bahkan dikatakan bahwa penderita tidak berinteraksi dengan orang lain terkecuali memang diharuskan.

Treatment untuk PBA ini sudah ditemukan menurut penelitian tentang pengobatan pada pasien ALS sekitar 18 tahun yang lalu, yaitu Neudexta dan sudah available sejak Januari 2011 lalu. Obat Nuedexta ini dibuat oleh AVANIR Pharmaceuticals. Obat ini memiliki bahan aktif dextromethorphan yang merupakan bahan yang sama dengan yang ditemukan pada beberapa obat batuk.